BENGKALIS, PROKOPIM - Pernikahan usia dini sejatinya merupakan persoalan multidimensi. Kemiskinan, norma sosial, motif ekonomi, kondisi geografi, kurangnya akses terhadap pendidikan, ketidaksetaraan gender, dan ketiadaan akses terhadap layanan dan informasi kesehatan reproduksi dapat menjadi latar belakang terjadinya pernikahan usia anak.
Oleh karenanya diperlukan kerjasama semua pihak untuk bahu membahu dalam menangani masalah pernikahan dini ini.
Hal demikian disampaikan Bupati Bengkalis melalui Wakil Bupati Bengkalis Dr. H. Bagus Santoso dalam arahannya saat membuka kegiatan edukasi kesehatan reproduksi dan pernikahan dini pada pemuda Kabupaten Bengkalis, bertempat di Ruang Rapat Dang Merdu, lantai 4 Kantor Bupati Bengkalis, Selasa, (3/9/2024) siang.
Lebih lanjut Wakil Bupati Bengkalis mengatakan, kita sangat prihatin, di Kabupaten Bengkalis angka pernikahan dini setiap tahunnnya terus meningkat.
“Berdasarkan data yang kami terima dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bengkalis, pada tahun 2023 saja telah terjadi 39 kasus pernikahan dini di Kabupaten Bengkalis, dan pada tahun 2024 ini justru semakin meningkat, dimana sampai pada periode bulan juli tahun 2024 saja, telah terjadi 48 kasus pernikahan dini di negeri junjungan ini.” Ujar Bagus.
Artinya sambung mantan Anggota DPRD Provinsi Riau itu lagi, fenomena pernikahan dini di daerah ini harus menjadi perhatian serius semua pihak, baik orang tua, lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, termasuk pemuda itu sendiri, untuk bersama-sama kita mengedukasi remaja dan pemuda, untuk menghindari yang namanya pernikahan dini. Karena pernikahan dini sangat berdampak terhadap fisik dan psikis serta menimbulkan ancaman gangguan kesehatan, seperti kanker serviks/rahim dan juga stunting.
Buat lembaga pendidikan, kami juga berharap harus gencar menginformasikan kepada anak-anak tentang bahaya pergaulan bebas, dan anak didik sebaiknya dibekali pendidikan seks sejak dini agar mengenal kesehatan reproduksi.
Dan khusus kepada anak-anak kami generasi muda Kabupaten Bengkalis pesan Bagus, agar menghindari pernikahan dini karena ianya lebih banyak mendatangkan bahaya ketimbang manfaatnya. Jangan terlalu yakin dengan rayuan cinta disaat usia muda. Yang terpenting saat ini terus belajar, lanjutkan pendidikan agar kita bisa menjadi pemuda yang produktif dan berprestasi kedepannya.
Tampak hadir dalam kegiatan tersebut, Asisten Deputi Wawasan Pemuda Kemenpora Republik Indonesia, Edi Nurinda Susila, Plh Kadispora Prov Riau Helfandi, Mewakili Kepala Dinas PPPA&KB Prov Riau Ira Novianty, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Mardalena Wati Yulia, Kadis Parbudpora, Edi Sakura, para pejabat lingkup Pemkab Bengkalis, dan peserta sosialisasi dari kalangan remaja dan anak sekolah SMA dan Mahasiswa Perguruan Tinggi, serta undangan lainnya.