BENGKALIS, PROKOPIM - Pemerintah Kabupaten Bengkalis mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang diselenggarakan secara daring oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan diikuti melalui zoom meeting diruang rapat Hang Jebat Kantor Bupati Bengkalis, Senin (21/10/2024).
Rakor mingguan ini dipimpin oleh Plt Sekretaris Jenderal Kementrian Dalam Negeri Tomsi Tohir Balaw dan diikuti oleh Pimpinan Lembaga, para Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota se-Indonesia dan segenap undangan lainnya.
Dalam kesempatan ini Pjs Bupati Bengkalis Akhmad Sudirman Tavipiyono diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan H Toharudin bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Bengkalis turut serta dalam rapat yang diinisiasi sebagai respons terhadap pentingnya kerja sama lintas sektor dan lintas daerah dalam menghadapi tantangan ekonomi, terutama dalam menjaga stabilitas harga dan mencegah terjadinya lonjakan inflasi yang dapat merugikan masyarakat.
Adapun agenda pada kegiatan tersebut yaitu mendengar arahan dan pembahasan langkah konkret pengendalian inflasi di daerah tahun 2024 dan menjaga dtabilisasi pasokan dan harga pangan di masing-masing daerah.
Melihat historis dua tahun kebelakang, pada bulan Oktober 2022 Indonesia mengalami deflasi bulan ke bulan sebesar 0,11%. Komoditas yang memberikan andil deflasi tertinggi adalah cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras.
Dari 90 kota IHK, 29 kota mengalami inflasi dan 61 kota mengalami deflasi.
Pada Oktober 2023, Indonesia mengalami inflasi bulan ke bulan sebesar 0,17%.
Komoditas yang memberikan andil inflasi tertinggi adalah beras, bensin, dan cabai rawit.
Dari 90 kota IHK, 69 kota mengalami inflasi dan 21 kota mengalami deflasi.
Sedangkan secara tahun ke tahun Oktober 2023 terjadi inflasi sebesar 2.56%. Perkembangan Inflasi 2022-2024 (y-to-d, %) adalah 0,74%.
Kenaikan IPH tertinggi di Pulau Sumatera terjadi di Kab. Lima Puluh Kota dengan nilai perubahan IPH 1,92%. Komoditas penyumbang andil kenaikan IPH terbesar di 10 wilayah tersebut didominasi oleh Daging Ayam Ras dan Bawang Merah.
Dalam kesempatan ini Tomsi Tohir mengingatkan kepada Kepala Daerah yang daerahnya mengalami inflasi untuk lebih peka terhadap permasalahan regionalnya.
Tomsi Tohir menekankan perlunya mengecek setiap hari berbagai komoditas yang mengalami kenaikan insidentil. Kenaikan insidentil yang dimaksud Tomsi yaitu ketika suatu komoditas tertentu di suatu daerah mengalami kenaikan harga, sedangkan daerah lain yang berdekatan tidak mengalami kenaikan.
“Perlu diketahui bahwa kenaikan (inflasi di daerah) itu sifatnya regional akibat situasi atau insidentil, ini tugas dari teman-teman yang daerahnya mengalami kenaikan ini berfikir ada apa kok daerah naik sendiri sedangkan (daerah) tetangganya tidak naik,” ujarnya.
Tomsi meminta seluruh kepala daerah untuk memperkuat kerja sama dengan para pemangku kepentingan di wilayah masing-masing, termasuk melibatkan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Penguatan itu, kata dia, perlu dilakukan secara terencana guna mengoptimalkan pengendalian inflasi.
Dalam rapat tersebut dibahas beberapa komoditas yang berkontribusi pada inflasi di minggu ketiga Oktober 2024 juga disoroti, di antaranya bawang merah, minyak goreng, dan daging ayam ras.
Menurut Plt. Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional Badan Pangan Nasional Sarwo Edhy, Komoditas dengan sebaran wilayah yang menunjukkan harga tingkat produsen berada di bawah HAP/HPP selama 1 bulan terakhir yaitu pada komoditas jagung, cabai merah keriting, sapi hidup, ayam ras hidup, dan telur ayam ras.
“Tingkat inflasi nasional bulan September 2024 sebesar 1,84% (yoy), turun dari inflasi bulan Agustus 2024 2,12%. Komoditas dengan kontribusi inflasi terbesar adalah beras, sebesar 0,23 (yoy). Komoditas lain penyumbang kenaikan inflasi bulan Agustus adalah Emas Perhiasan, Sigaret Kretek Mesin, Kopi Bubuk dan Gula Pasir. Bantuan pangan beras efektif menahan laju inflasi pangan, utamanya beras.” terang Sarwo Edhy.
Penyumbang inflasi bulanan diantaranya komoditas tarif angkutan udara, tarif angkutan antara kota, emas perhiasan, daging ayam ras, beras dan rokok filter. Sedangkan inflasi tahunan, diantaranya komoditas bensin, beras, rokok kretek filter, tarif angkutan udara dan bahan bakar rumah tangga.
Terima kasih kepada Kepala Daerah yang terus mengawal Inflasi secara baik dari waktu ke waktu. Kami berharap atensi kepada Kepala Daerah yang inflasi di wilayahnya masin tinggi, itu karend ada kecenderungan kenaikan harga untuk komoditas pangan tertentu. Begitu juga dengan Kepala Daerah yang wilayahnya mengalami deflasi agar mencermati dan me-maintenance dengan proporsional agar dapat tetap terjaga," tutup Tomsi Tohir.
Sebagai informasi, forum tersebut turut dihadiri langsung oleh sejumlah narasumber, yakni, Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik, Direktur Bapokting Kemendag, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan, Andi Muhammad Idul Fitri, Kadiv Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum BULOG, Rini Andrida
Kemudian Plt. Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional, Sarwo Edhy Kasatgas Pangan Polri Dir Tipideksus Bareskrim Polri Helfi Assegaf, Paban Utama Ekonomi Keuangan Staf Ahli Panglima TNI, Bidang Ekonomi Keuangan dan Perdagangan, Kolonel Inf Jayusman.
Selanjutnya Toharudin mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bengkalis akan selalu dan terus menjaga stabilitas harga bahan pokok, sehingga pasokan harga pangan masyarakat tetap terjaga dengan baik.
"Sebagai upaya untuk menyeimbangkan harga bahan pokok, Pemkab Bengkalis akan senantiasa mengikuti rakor pengendalian inflasi ini", kata Toharudin.
Toharudin juga mengucapkan terima kasih kepada tim pengendalian inflasi Kabupaten Bengkalis dan pihak-pihak terkait yang mampu bekerjasama dalam memantau dan menjaga stabilitas harga bahan pokok, sehingga IPH di Kabupaten mengalami penurunan pada Minggu kedua Oktober 2024 ini.
"Terima kasih kepada Tim pengendalian inflasi dan pihak terkait, di mana pada minggu kedua bulan Oktober ini rata-rata bahan pokok mengalami harga yang stabil," ucap Toharudin.