Program Pemberdayaan dan Pembangunan Masyarakat Desa melalui program Inbup PPIP, UED/K-SP dan ADD yang digagas oleh Bupati Bengkalis patut diacungi jempol. Kenapa demikian? Sekitar dua tahun yang lalu saya diminta mengajar pada salah satu perguruan tinggi di Indragiri Hulu.
[caption id="attachment_2449" align="aligncenter" width="1027"]Di saat waktu luang saya manfaatkan untuk mengunjungi teman kuliah satu kos dahulu yang menjadi anggota BPD di Rengat. Ketika itu saya bertanya, berapa jumlah Alokasi Dana Desa di Kabupaten Indragiri Hulu? teman saya menjawab,” sekitar 150 jt per/desa.
Sayapun terkejut seakan-akan tidak percaya karena 150 jt itu sama besarannya dengan bantuan dana sosial/hibah untuk Lembaga Swadaya Masyarakat atau Organisasi Masyarakat yang ada di Kabupaten Bengkalis. Selanjutnya saya berpikir apa yang bisa dilakukan untuk desa dengan dana 150 jt itu.
Berbeda dengan Kabupaten Bengkalis, setiap desa menerima uang milyaran rupiah setiap tahunnya yang terdiri dari dana peningkatan Infrastruktur Pedesaaan, Usaha Ekonomi Pedesaan/Kelurahan Simpan Pinjam, dan Alokasi Dana Desa. Yang paling menarik untuk program peningkatan infrastruktur pedesaan, proses pembangunannya tidak melibatkan pihak ketiga tapi mengedepankan partisipasi aktif masyarakat dimana masyarakatlah yang membangun kampung halaman mereka sendiri.
Dengan pola ini tentu saja pembangunan infrastruktur desa bisa dijamin kualitasnya. Disamping itu, melalui program UED/K-SP yang dalam empat tahun terakhir sejak program ini diluncurkan sudah ada desa yang memiliki aset Rp8 miliar hingga Rp10 miliar, setiap masyarakat desa secara perorangan bisa menikmati dana segar puluhan juta rupiah melalui proses peminjaman yang tidak begitu rumit untuk pengembangan usaha ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan mereka.
Meskipun saya tidak pernah menikmati dana pinjaman ini, tapi saya bisa merasakan betapa masyarakat pedesaan betul-betul merasakan manfaatnya dari program ini. Dan yang lebih mengesankan sisa hasil UED/K-SP setiap tahun disamping digunakan untuk honor pengelola juga dialokasikan untuk bantuan sosial kemasyarakatan di desa dan pengadaan dolprize bagi para “nasabah”.
Belum lagi dana ADD yang juga milyaran rupiah yang digunakan untuk menggerakkan jalannya roda pemerintahan desa, pembangunan dan kegiatan masyarakat. Para aparat desa, mulai kepala desa, anggota BPD, Kadus dan RT/RW melalui ADD bisa menerima honor setiap bulannya.
Tiga program “sakti” Bupati Bengkalis ini mampu menciptakan iklim yang kondusif dan progresif bagi setiap desa serta menciptakan daya saing yang sehat antar desa dalam memajukan kampung halaman mereka. Hampir setiap desa pada saat pilkades diikuti lebih dari lima calon kepala desa sementara dahulu sulit sekali mencari orang yang akan dijadikan kepala desa.
Demikian pula animo masyarakat sedemikian besarnya untuk menjadi perangkat desa. Kemudian, berbagai infrastruktur desa yang tidak tercover dalam APBD Kabupaten, telah berhasil dibangun secara merata melalui dana Inbup. Usaha ekonomi masyarakat desa, meskipun jumlahnya belum siqnifikan, bangkit melalui dana UED/K-SP.
Diakui memang program ini masih ditemukan beberapa kelemahan diantaranya tidak semua masyarakat yang memanfaatkan dana pinjaman untuk mengembangkan usaha ekonomi tapi digunakan untuk kebutuhan sehari-hari namun kesalahan ini tidak mengurangi arti dan makna dari program tersebut. Paling tidak masyarakat merasa sangat terbantu, meskipun pemanfaatannya tidak sesuai tujuan. Lagipula kelemahan seperti itu sebenarnya masih bisa ditutupi dengan menindak lanjuti melalui program pembinaan, pendampingan dan pemantauan usaha ekonomi secara berkelanjutan sehingga masyarakat pengguna dana UED/K-SP bisa diarahkan dan diawasi secara berkala.
Oleh karena itu, ketiga program ini layak untuk diteruskan pada masa-masa yang akan datang, siapapun yang akan menjadi Bupati di Kabupaten ini nantinya. Melalui program inilah, konsep otonomi desa itu bisa terwujud dan diterapkan secara nyata.
[infobox style="alert-custom green"]Penulis adalah salah seorang dosen di STAIN Bengkalis juga aktif dibeberapa lembaga keislaman seperti NU, MUI dan LPTQ. Saat ini Ustadz yang pernah mengenyam pendidikan di UIN Suska Riau ini karya tulisnya sering dimuat dibeberapa media seperti Riau Pos. Facebook : Amrizal Isa[/infobox]