Rabu, 25 Februari 2015 | WIB | Dibaca : 667 Kali

Bupati : Fungsi SMB Untuk Tanamkan Saddha

Keberadaan Sekolah Minggu Buddhis (SMB) dapat menanamkan saddha/ sraddha (keyakinan) dan bhakti peserta didik dalam rangka meningkatkan keimanan umat Buddha secara berkesinambungan.

[caption id="attachment_2556" align="aligncenter" width="1024"]Bupati Bengkalis, H Herliyan Saleh terima cenderamata usai meresmikan purna pugas Vihara Tridharma Sagara dan Sekolah Minggu Buddhis, Desa Sungai Selari, Kecamatan Bukit Batu, belum lama ini Bupati Bengkalis, H Herliyan Saleh terima cenderamata usai meresmikan purna pugas Vihara Tridharma Sagara dan Sekolah Minggu Buddhis, Desa Sungai Selari, Kecamatan Bukit Batu, belum lama ini[/caption]

Demikian diungkapkan Bupati Bengkalis, Herliyan Saleh, pada saat peresmian Sekolah Minggu Buddhis, di Desa Sungai Selari, Kecamatan Bukit Batu, Senin (23/2). Diungkapnya, keberadaan Sekolah Minggu Buddhis memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan umat Buddha guna mewujudkan kehidupan yang aman dan harmonis.

"Masyarakat yang beriman dan bertakwa merupakan modal besar dalam pelaksanaan pembangunan serta mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk pelaksanaan pembangunan di segala bidang, khususnya di Kecamatan Bukit Batu ini,” ungkapnya.

Pada era globalisasi, generasi muda, tidak terkecuali generasi muda umat Buddha, mudah terpengaruh dampak negatif yang bisa menggerus nilai-nilai moral. pengaruh narkoba, minuman keras dan pergaulan bebas serta kenakalan remaja, pornografi dan porno aksi. Peresmian Sekolah Minggu Budhis dan pemugaran Vihara Tridharma Sagara harus menjadi salah satu benteng mencegah generasi muda umat Buddha tidak terpengaruh dampak negatif.

Seperti diketahui, Kabupaten Bengkalis memiliki keberagaman etnis, suku, agama, bahasa dan budaya. Meski dalam kemajemukan, namun seluruh komponen masyarakat dapat hidup saling berdampingan, rukun dan bersatu. Anugerah Tuhan Yang Masa Esa ini, senantiasa harus tetap dijaga dan dipelihara sampaikan kapanpun. Karena kebhinnekaan tersebut merupakan modal dan penentu keberhasilan pembangunan.

“Apapun alasannya, kemajemukan tidak boleh merenggangkan rasa kesetiakawanan dan kebersamaan. Tidak boleh ada kelompok yang merasa berada di atas kelompok yang lain. Kita semua setara, serta memiliki hak dan kewajiban yang sama, terutama dalam berpartisipasi membangun negeri junjungan yang kita cintai ini,” ungkap Herliyan Saleh.