Kamis, 01 Oktober 2015 | WIB | Dibaca : 771 Kali

Hadapi Siklus 5 Tahunan DBD, Ini Instruksi Pj Bupati Bengkalis kepada Satker Terkait

BENGKALIS, HUMAS – Penjabat Bupati Bengkalis H Ahmad Syah Harrofie mengimbau masyarakatnya untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya, tahun 2015 ini bertepatan dengan siklus lima tahunan DBD.

[caption id="attachment_3729" align="aligncenter" width="474"]H Ahmad Syah Harrofie H Ahmad Syah Harrofie[/caption] "Kami mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada. Ini sangat penting untuk mencegah terjadinya peningkatan dan keparahan kasus DBD," ujar Ahmad Syah, usai mengikuti pertemuan dengan anggota Dewan Pertimbangan Daerah (DPD) RI di Swiss Bell Hotel, Pekanbaru, Rabu (30/9/2015).
Kepada Dinas Kesehatan melalui Bidang Pengendali Masalah Kesehatan Lingkungan (BPMKL) bersama pemangku kepentingan terkait lainnya untuk melakukan langkah-langkah preventif terkait kemungkinan terjadinya peningkatan DBD.
“Melalui Bidang PMKL Dinas Kesehatan, kita sudah minta melakukan antisipasi. Namun ini tentu tidak cukup. Masyarakat juga harus berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Harus ikut memutus mata rantai perkembanganbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang menularkan penyakit tersebut. Harus melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus di kediaman masing-masing,” imbaunya.
Tindakan 3M yang dimaksudkan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Pemprov Riau ini, adalah menguras tempat penampung air secara rutin, mengubur benda-benda bekas yang bisa menampung air, serta menutup tempat penampungan air.
Sedangkan yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan. Misalnya menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk dan menggunakan kelambu saat tidur.
Kemudian, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
Tindakan 3M Plus ini, imbuhnya, adalah hal yang paling ampuh untuk menangkal perkembangan DBD. Sebab, nyamuk Aedes Aegypti memang menjadi vektor utama penyebaran penyakit yang dapat menyebabkan kematian ini. Nyamuk DBD berkembang biak dengan sangat pesat, terutama pasca musim hujan.
“Meskipun bentuknya kecil, kuburkan kalau di lingkungan kita ada benda yang tak berguna yang dapat menampung air. Sebab meskipun genangan airnya kecil, namun sudah cukup buat nyamuk DBD untuk berkembang biak,” Ahmad Syah, mengingatkan masyarakatnya.
Ahmad Syah juga mengatakan sudah mengintruksikan Dinas Kesehatan serta seluruh Camat, Kepala Desa, Lurah, Kepala Puskesmas dan tenaga kesehatan di desa-desa di daerah ini untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat, agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan PSN.
“PSN perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba, karena meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD,” pesan Ahmad Syah.
Sementara itu Kepala Bidang PMKL Irawadi membenarkan jika 2015 ini merupakan siklus lima tahunan DBD. Namun dia mengatakan sejauh ini belum diketahui penyebab pasti mengapa dalam setiap lima tahun sekali kasus DBD meningkat drastis.
Namun, dari sejumlah literatur, katanya, sikIus lima tahunan DBD disebabkan oleh sirkulasi virus dengue yang terdiri dari empat stereotip. Jika ada satu stereotip virus dengue yang dalam beberapa periode tidak muncul, maka ketika dia menginfeksi manusia, diperkirakan jumlah korbannya akan banyak.
Pasalnya, orang yang sudah pernah terkena virus dengue stereotip lain pun rawan untuk terinfeksi kembali oleh virus dengan stereotip berbeda. Terlebih dengan kondisi kabut asap saat ini dimana akibat dari suplai oksigen yang kurang menyebabkan daya tubuh, terutama anak-anak menurun. Hal itu akan menyebabkan virus DBD mudah menyerang.
“Hingga bulan September ini saja telah terjadi 22 kasus DBD dan semuanya anak-anak. Untuk mengantisipasinya, Diskes Kabupaten Bengkalis terus melakukan fogging di area terdampak. Setiap hari kita fogging. Tiada hari tanpa fogging,'' katanya, seraya menambahkan pola hidup bersih sangat penting untuk mencegah munculnya DBD..
Selain itu, imbuhnya, pihaknya juga gencar melakukan penyuluhan terkait DBD, khususnya di desa-desa yang muncul kasus DBD serta desa-desa berdekatan.
“Sesegera mungkin bawa anak-anak yang mengalami demam panas ke Puskesmas atau RSUD agar tidak terlambat ditangani oleh petugas kesehatan kalau hasil diagnosa ternyata demam DBD,” pesan Irawadi.