BUKIT BATU, HUMAS – Saat kunjungi makam Laksamana Raja Dilaut, pihak Arkeolog Kementerian Pendidikan Republik Indonesia Agus Widarmoko, tertarik untuk membuat buku atau film kisah ketangguhan pejuang dari Negeri Junjungan.
Menurut Agus, jika fakta sejarah ini bisa dituangkan dalam sebuah buku, atau film dengan soundtrack lagu Laksamana Bengkalis, itu bisa menjadi ikon dari Kabupaten Bengkalis, bahwa lagu yang sudah tersohor tersebut bisa bermakna dan membuktikan bahwa sejarah tersebut memang benar-benar ada di Riau, khususnya di Kabupaten Bengkalis.
“Banyak orang tidak mengenal sejarah dari Laksamana Raja Dilaut, mereka hanya mendengarkan lagu Laksamana Raja Dilaut yang dipopulerkan Iyet Bustami. Artinya, lirik yang didendangkan di lagu tersebut memang benar-benar ada,” ungkap Arkeolog Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Agus Widarmoko, ketika berkunjung ke desa Sukajadi bersama ratusan guru sejarah dan guru ilmu pengetahuan se-Indonesia, Senin (17/4/2017).
Selain Agus, peserta kegiatan tersebut juga memberikan tanggapan positif mengenai keberadaan makam Datuk Laksaman Raja Dilaut, salah satunya Guru sejarah dari Provinsi Bali, Putu Penti yang mengaku senang bisa berkunjung ke rumah dan makam dari Datuk Laksamana Raja Dilaut tersebut.
“Lagu Laksamana Raja Dilaut memang sudah dikenal banyak orang, tapi tidak dengan sejarahnya. Artinya sejarah dari Datuk Laksamana ini mesti dijadikan sebagai suatu media pembelajaran untuk pelajaran sejarah,” ujar Putu
Untuk diketahui bersama, tujuan dilaksanakannya kegiatan bertajuk Internalisasi Nilai Kebangsaan di wilayah perbatasan, yang diikuti 152 peserta ini, untuk menambah wawasan dan pengetahuan guru-guru berprestasi dari seluruh Indonesia, observasi yang dilakukan di wilayah perbatasan akan disalurkan kepada murid di daerah meraka masing-masing.