BANTAN, HUMAS – Selain menghadiri apel tahunan dan khutbatul-arsy (pekan perkenalan) tahun pelajaran baru di Pondok Modern Nurul Hidayah (PMNH) Desa Pasiran, sempena kunjungannya ke Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman, Selasa (12/8/2017), juga meninjau abrasi di pantai Budung Desa Bantan Air.
Sebelum meninjau pantai yang setiap tahunnya terkena abrasi sekitar 12 meter itu, Bang Andi Rachman, begitu Gubri akrab dipanggil, mengadakan temu ramah dan dialog dengan ratusan warga desa yang berhadapan langsung dengan selat Melaka tersebut.
Karena awalnya warga yang hadir terlihat segan untuk mengajukan pertanyaan, Gubri mengatakan tak perlu segan atau takut untuk menyampaikannya.
“Gubernur dan masyarakat itu sama. Tak ada beda. Tak ada jarak. Kalau rumah warga di Pekanbaru terkena pemadaman lampu, rumah gubernur juga sama. Juga mati lampu. Seperti juga mobil masyarakat, mobil gubenur juga bisa mogok. Tak perlu sungkan, sampaikan saja kalau ada pertanyaan,” pancing Andi Rachman.
Sebelum menerima dan menjawab pertanyaan warganya, suami Hj Sisilita ini kembali menceritakan, jika dalam perjalanan dari Pekanbaru menuju Bengkalis tadi pagi, mobil dinas yang ditumpanginya mogok.
“Sebenarnya kami sudah berusaha untuk tepat waktu. Tapi karena mobil gubernur juga bisa mogok dan dalam perjalanan ke Bengkalis tadi mogok, kami dan rombongan jadi terlambat datang ke Bantan, termasuk ke Bantai Air ini. Kami mohon maaf atas keterlambatan tersebut,” pintanya.
Penjelasan serupa sebelumnya disampaikan Ketua DPD Partai Golkar Riau itu saat menjadi inspektur upacara di PMNH.
“Kami mohon maaf yang setinggi-tingginya. Kami telah berupaya datang tepat waktu. Tapi kita hanya punya rencana. Pasalnya ternyata mobil gubernur itu bisa mogok juga. Waktu dalam perjalanan ke Bengkalis tadi mobil yang kami tumpangi mogok. Untuk itu, sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar-besarnya,” jelas Gubri.
Meskipun terlambat, namun antusiasme warga untuk bersilaturahmi dengan Gubri, baik di PMNH maupun di Bantai Air tak surut ke belakang.
Saat di PMNH misalnya, meskipun hampir dua jam terlambat, tidak kurang dari 2.000 masyarakat sudah sejak pagi dating dan memadati halaman utama PMNH, tetap setia menunggu dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan hingga akhir.
“Tak apo do! Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Sampai sore pun kami tunggu. Yang penting Pak Gubri bisa bersilaturahmi dengan kami. Kalau Cuma terlambat, kami maafkan. Yang kesal betul kalau tak jadi datang,” ujar Zumi (44) yang mengaku warga Bengkalis asal Desa Jangkang, Bantan.
Selain Zumi, puluhan warga lainnya yang berhasil diminta tanggapannya, juga memberikan komentar serupa. Tak mempermasalahkan Gubri dan rombongan datang terlambat.
“Namonya jugo musibah. Siapo yang mau mobilnya mogok,” ujar salah seorang santriwati PMNH yang mengaku bernama Selsa.
Dari Bengkalis turut mendampingi Gubri meninjau abrasi di Bantai Air tersebut, diantaranya Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah A Arianto, Wakil Ketua DPRD Bengkalis dari Partai Golkar H Indra Gunawan Eet dan Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Bengkalis Johansyah Syafri.***