Minggu, 27 Agustus 2017 | 8:47:33 WIB | Dibaca : 7602 Kali

Tak Percaya, Buktikan Sendiri:

Ada yang Ganjil pada Pelantikan Kades Terpilih Besok

Editor : Johansyah Syafri - Reporter : Haliyun Na'im - Fotografer : Haliyun Na'im
 Ada yang Ganjil pada Pelantikan Kades Terpilih Besok Teks foto: Sani Bersama Suami
BENGKALIS, HUMAS – Dapat dipastikan pada pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan Kepala Desa (Kades) terpilih Kecamatan Bengkalis dan Bantan di lapangan Tugu, Senin (29/8/2017) pagi, besok, bakal ada yang ganjil.
 
Tak percaya, silahkan buktikan dan saksikan dengan mata kepala sendiri. Silahkan langsung datang ke TKP alias tempat kegiatan pelantikan. Apa keganjilan dimaksud?
 
Sebelum dijawab, pada pelantik yang langsung dilakukan Bupati Bengkalis Amril Mukminin itu, ada 39 Kades yang akan dilantik. Sejak besok itu, mereka mulai menjadi Kades definitif sampai 6 tahun ke depan.
 
Ke-39 Kades periode  2017-2023 tersebut terdiri dari 20 Kades dari Kecamatan Bengkalis. Sementara sisanya 19 orang dari Bantan.
 
Dari 39 Kades terpilih yang besok dilantik tersebut, akan “terselip” seorang “Kades Srikandi”. Dialah Sani, Kades Desa Bantan Air, Bantan.
 
Bagaimana ibu dari Anur Tuah Ramadhan (13) dan Anur Rezeki Adinda (11) bisa terpilih jadi Kades Bantan Timur?
 
Pada Pilkades di Bantan Timur, Sani yang juga merupakan satu-satunya “Kartini” yang bertarung di Pilkades di Bantan, berhasil mengungguli 4 pesaingnya.
 
Sani yang kalah itu maju dengan nomor urut 2, meraih suara 305. berhasil unggul dari 4 pesaingnya, yaitu Suroso (nomor urut 1), Sugiono (3), Bukari (4) dan Tarmizi (5).
 
Bermodalkan 305 suara yang didapatnya itu, istri Bisran ini berhasil memupus Suroso, Sugiono, Bukari dan Tarmizi yang masing-masing memperoleh suara 176, 26, 78 dan 250 suara.
 
Dengan resmi dilantik, dia akan menjadi nakhoda desa dengan 3 Dusun, 8 Rukun Warga (RW) serta 20 Rukun Tetangga (RT) selama 6 tahun ke depan.
 
Ceritanya, awalnya dia sama sekali tak berkeinginan mencalonkan diri jadi Kades. Keinginan itu muncul setelah dirinya menjadi “legislatif desa”. Yaitu selama 2 tahun jadi Sekeretaris Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan 1,5 tahun menjabat Wakil Ketua BPD Bantan Timur.
 
“Saya melihat transparansi dalam pengelolaan keuangan desa kurang maksimal. Itulah yang membuat saya temotivasi untuk ikut. Alhamdulillah saya dipercaya masyarakat memimpin Desa Bantan Timur untuk menjadikannya lebih baik,” jelas wanita 37 tahun itu.
 
Dalam memimpin desa, dirinya akan menerapkan pola kepemimpinan disiplin. Mengedepankan pendekatan yang merangkul semua sumber daya yang ada. Melalui pola bersama membangun desa.
 
“Kebersamaan itu sangat penting. Sejak kampanye hal ini sudah saya terapkan. Meskipun saat Pilkades kami bersaing, namun silaturahim dengan 4 calon lainnya tetap saya jaga dengan baik. Saya menyadari betul, membangun desa tidak bisa saya lakukan sendiri. Insya Allah kami bisa bersama bekerja,” ujarnya.
 
Terkait program yang akan dijalankan usai dilantik, Sani belum mau berbicara banyak. Katanya, dia terlebih dahulu mesti mempelajari terlebih dahulu sistem administrasi di kantor desa yang akan dinahkodainya tersebut.
 
Namun ketika berbica tentang penggunaan dana desa, Sani menegaskan akan dilakukan secara transparan. Setiap penggunaannya untuk pembangunan akan dilakukan berdasarkan keputusan rapat.
 
“Insya Allah hal ini akan saya terapkan, sehingga agar roda pemerintahan di Bantan Timur berjalan dengan baik dan mendapat dukungan maksimal dari masyarakat,” terangnya saat ditemui di Pantai Marina Hotel, Ahad (27/82017) petang, sebelum mengikuti gladi bersih di lapangan Tugu untuk pelantikan besok.
 
Sani yang tercatat sebagai warga RT 01/RW 06 Bantan Timur itu menghabiskan masa Sekolah Dasarnya di SD Negeri 082 Bantan Air.
 
Kemudian melanjutkan sekolah lanjutan tingkat pertamanya di SMP Kartika Pekanbaru dan menamatkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atasnya di SMK Nurul Falah Pekanbaru jurusan Manajemen Perkantoran. 
 
Dengan latar belakang pendidikan administrasi tersebut, dia optimis mampu menjalankan roda pemerintahan desa dengan baik dan membuat desanya semakin maju, baik dari segi perekonomian maupun pembangunan.
 
“Hidup ini harus optimis. Tanpa rasa optimis kita sudah setengah dalam kegagalan. Namun itu tadi, saya ini hanya sebatang lidi. Perlu dukungan seluruh warga Bantan Air,” tutupnya, seraya pamit karena ingin segera menuju lapangan Tugu bersama suaminya.