BENGKALIS, HUMAS – Merespon imbauan Bupati Bengkalis Amril Mukminin, semua elemen menggelorakan permainan tradisional sampai ke ceruk kampung, pihak Forum Anak Kecamatan Mandau, saat ini gencar melakukan sosialisasi.
“Pada berbagai kesempatan kita, secara aktif menyampaikan kepada stakeholder, khususnya sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Mandau, agar mengaktifkan permainan tradisional di sekolah,” ungkap Muhammad Fikri seperti disampaikan dalam rilis Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindugan Anak (DPPPA)
Seperti disampaikan Kepala Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak, Wasiah, diantara kegiatan telah dilaksanakan Forum Anak Kecamatan Mandau (Fandau) menghadiri undangan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja Atmosfer SMAN 2 Mandau pada akhir Agustus lalu. Saat itu, Fandau memberikan materi sekaligus sosialisasi kepada murid SDN 02 Gajah Sakti Kecamatan Mandau dalam bentuk kegiatan Bermain Bersama Anak di Sekolah.
Tak hanya bermain, dalam kegiatan ini juga diajarkan tentang sosial dan lebih mengasah pola pikir anak anak dalam memecahkan masalah. Para murid SDN 02 Gajah Sakti antusias dan senang mengikuti kegiatan tersebut. Bahkan sebagian guru, merespon positif kegiatan yang diadakan Fandau. Menurut para guru, sudah sepatutnya anak-anak diingatkan kepada "permainan mereka" yang permainan yang jauh dari gadget.
Dikatakan Wasiah, pihak SDN 02 Gajah Sakti, sangat berterima kasih kepada Fandau yang berpartisipasi dan mengisi acara ini. Melalui kegiatan ini, para guru berharap agar anak-anak lebih sering bermaian permainan tradisional, sehingga mereka mengenal lingkungan sosial dengan lebih baik.
Muhammad Fikri, yang menjadi perwakilan Fandau saat itu mensosialisasikan stop kekerasan terhadap anak dan memberitahu kepada anak-anak mengenai hak dasar yang dimiliki.
Kegiatan ini bertujuan agara anak anak Indonesia khususnya di kecamatan Mandau, dapat memainkan kembali permainan tradisional dan permainan anak, yang mana saat ini sudah sangat jarang dijumpai dan dimainkan anak-anak.
“Semoga anak-anak juga dapat mengetahui hak-haknya dan berhati-hati terhadap orang asing. Tak kalah penting, agar anak-nak lebih cinta kepada tanah air Indonesia. Saya Anak Indonesia! Saya Gembira!,” ungkap Muhammad Fikri.***