Kamis, 28 September 2017 | 17:15:06 WIB | Dibaca : 986 Kali

Dibandingkan Laki-Laki, Kaum Hawa Tertinggi Buta Aksara

Editor : Fadli - Reporter : Nuratika dan Muzani - Fotografer : Hj Astina Liza
Dibandingkan Laki-Laki, Kaum Hawa Tertinggi Buta Aksara Teks foto: Asisten Administrasi Pembangunan H Heri Indra menyerahkan seperangkat alat tulis dan buku bacaan kepada peserta Pendidikan Buta Aksara, Kamis (28/9/2017).

BENGKALIS, HUMAS -   Menurut Kemendiknas kaum hawa lebih tinggi tingkat buta aksaranya dibandingkan dengan kaum laki-laki. Dimana buta aksara perempuan di Indonesia berjumlah 4.936.420 jiwa dan laki-laki sebanyak 2.816.207 jiwa.

Hal ini disampaikan Bupati Bengkalis, di wakili Asisten Administrasi dan Pembangunan, H. Heri Indra Putra, ketika Launcing Program Pendidikan Buta Aksara yang ditaja Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al Bantani, di Halaman Kantor Desa Bantan Timur, Kecamatan Bantan, Kamis (28/9/17).

H Heri mengatakan, tingginya buta aksara di kalangan perempuan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya nilai sosial dan budaya serta kultur patriarkal atau laki-laki mempunyai kedudukan lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Sehingga situasi ini berpengaruh bagi perempuan untuk sulit menjangkau pendidikan dan akhirnya memilih untuk berhenti sekolah.

Selanjutnya, Terang Heri, kaum perempuan lebih dominan menikah di usia muda, sebagai tuntutan ekonomi keluarga di bandingkan laki-laki.

“Kondisi ini sangat menyedihkan, mengingat peran penting keaksaraan bagi manusia, terutama perempuan yang menepati jumlah terbesar. Apalagi penduduk dewasa yang menjadi buta aksaranya,” ungkap Heri.

Lebih lanjut Asisten II ini menjelaskan, tingginya tingkat buta aksara di kalangan perempuan berdampak terhadap pembangunan manusia, pengembangan kesehatan dan pendidikan terhadap anak serta peningkatan kesejahteraan  bangsa.

Sebagaimana kita ketahui, imbuhnya, semakin banyak ibu dewasa yang buta aksara, jumlah kematian ibu melahirkan dan bayi makin tinggi. Hal ini dikarenakan minimnya informasi dan pengetahuan yang di miliki.

Tak heran bila Indonesia menepati nomor 3 terbesar dalam angka kematian ibu melahirkan di Asia Tenggara.

“Dengan adanya program ini, nantinya diharapkan menjadi pemicu terutama kaum perempuan, karena perempuan yang melek aksara memiliki peran penting untuk mengurangi ketimpangan gender, serta perempuan lebih mampu berpartisipasi dan aktif dalam  pengembangkan diri di pergaulan,” ujar Heri, berharap. 

Turut hadir dalam peluncuran Program Pendidikan Buta Aksara, Kepala Desa Bantan Timur, Sani, Sekretaris Kecamatan Bantan, Jundi Mustari, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial, Hj Martini, Ketua PKBM Al Bantani Kecamatan Bantan, Ruliono.***