BENGKALIS, HUMAS- Tokoh masyarakat Kecamatan Rupat Utara sekaligus Ketua Dewan Pengurus Harian Lembaga Adat Melayu Riau Kecamatan Rupat Utara H. Abdullah menceritakan, Mandi Shafar merupakan tradisi masyarakat muslim melayu Desa Teluk Rhu dan Tanjung Punak yang berada disepanjang bibir pantai Rupat Utara.
Mandi Shafar ini merupakan tradisi turun temurun dari para pendahulu sekitaran tahun 50-an, manakala ketika masuk pada hari Rabu, Minggu terakhir Bulan Shafar seluruh keluarga dikumpulkan untuk memohon doa restu agar dijauhkan dari bencana yang akan berlaku.
“Bagi masyarakat melayu pesisir memiliki pandangan bahwa katanya di Bulan Shafar bakal banyak bencana yang terjadi. Untuk itu buat kaum keluarga dan anak cucu agar berhati hati,” kata H Abdullah menerangkan.
Bahkan bagi semua keluarga pada hari Rabu capok, semua keluarga dilarang bekerja, dilarang mematahkan ranting kayu dan daunnya supaya Rabu capok tidak meninggalkan bekasnya.
Dalam pada itu, jelas H Abdullah lagi, inti dari pelaksanaan Mandi Shafar ini adalah memanjatkan doa yang sebelumnya dilakukan tepuk tepung tawar, dan kemudian dilaksanakan mandi ditepi sumur tua yang terlebih dahulu telah dimasukkan wafaq. Melalui Ritual Mandi itu akan menjadi simbol bermohon dijauhkan dari segala bencana.
Menurut kajian, Syeikh Syarifuddin dengan pengetahuannya menyebut, dalam satu tahun ada satu malam di mana Allah menurunkan 12 Ribu macam bencana ke dunia. Yakni pada Rabu malam terakhir Bulan Safar.
"Nah sampai saat ini, untuk kebersamaan, maka kita lakukan secara bersama-sama di pantai. Itulah awal mula mandi safar sampai sekarang dilakukan bersama-sama oleh masyarakat Kecamatan Rupat Utara di Pantai Tanjung Lapin Kecamatan Rupat Utara Kabupaten Bengkalis ini," ujar H. Abdullah menerangkan.