Jumat, 07 Desember 2018 | 12:56:33 WIB | Dibaca : 941 Kali

Pemerintah Kabupaten Bengkalis Menggelar Tablik Akbar Sempena HUT ke- 47 Korpri dan HUT ke-19 DWP

Organisasi Wanita Memiliki Peranan Dominan Terhadap Pembangunan Negeri

Editor : Yeni Mayasari - Reporter : Nuratika - Fotografer : Beby Candra/M. Iqbal
Organisasi Wanita Memiliki Peranan Dominan Terhadap Pembangunan Negeri Teks foto: Tabliq Akbar Pemerintah Kabupaten Bengkalis

BENGKALIS, HUMAS- Pemerintah Kabupaten Bengkalis menggelar Tabliq Akbar sempena Hari Ulang Tahun (HUT)  ke-47 Korp Pegawai Republik Indonesia (Korpri) dan HUT ke-19 Dharma Wanita Persatuan (DWP), Jum’at (7/12) di Mesjid Agung Istiqomah Bengkalis.

Pengajian yang mendatangkan Ustadz H Marhalim dari Pekanbaru, Riau ini  diikuti oleh TNI, Polri, Ketua LAM , Pejabat di lingkup Pemerintah Kabupaten Bengkalis, serta anggota organisasi DWP Kabupaten Bengkalis.


Dalam sambutan tertulis Bupati Bengkalis yang dibacakan Asisten Perekonomian dan Pembangunan, H Heri Indra Putra mengatakan sebagai organisasi kemasyarakatan yang menghimpun dan membina para isteri Aparatur Sipil Negara (ASN), DWP wajib bersyukur dan wajib berbangga bahwa pada usia ke 19 tahun ini, telah menjadi organisasi perempuan yang besar, juga telah diberi kemudahan dalam menjalankan program kerja organisasi secara terstruktur sehingga mencapai kinerja seperti saat ini.

“Peran wanita sangat dominan terutama dalam pembangunan negeri. Sesuai dengan tema pengajian hari ini “Optimalisasi Potensi Dharma Wanita Persatuan Untuk Suksesnya Pembangunan”. Hal ini sejalan dengan apa yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan juga Pemerintah Daerah, dimana kita berpacu dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat dengan melakukan pembangunan di segala bidang melalui kontribusi dan peran DWP,”ujar H Heri.

Selain itu, H Heri berpesan agar ASN menjalankan tugas, pokok dan fungsi sebagai Aparatur Pemerintah dan pelayanan masyarakat yang berhasil dan berdayaguna.

Ust. H Marhalim membahas peran dan tugas wanita, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Dikatakannya, bahwa beda jauh dari sebelum Islam bersinar di Arab, pada masa Yunani, kondisi perempuan sangat memperihatinkan. Wanita tertindas dan terkungkung di lingkungan bangsa Arab, diletakkan pada kedudukan serendah-rendahnya. 

"Bahkan wanita hanya dijadikan sebagai pemuas nafsu laki-laki semata. Kaum wanita di zaman itu diperlakukan sadis, wanita dianggap sebagai aib namun setelah kedatangan Islam, posisi wanita dikembalikan kepada fitrahnya yang mulia dalam tatanan masyarakat sesuai aturan yang telah ditetapkan dalam islam,” kata  Ust. H Marhalim

Kemudian lanjutnya lagi, wanita itu adalah tiang negara maka jika ingin memajukan negara maka tinggikanlah wanita tetapi jika ingin menghancurkan negara maka hinakanlah wanita. “Suatu negara bisa hancur karena wanita. Wanita sebagai ibu  yang merupakan sekolah pertama yang diterima anak-anak, maka jika akhlak ibu itu mulia maka akan menghasilkan anak-anak penerus negara yang mulia akhlaknya, namun sebaliknya, ketika akhlak ibunya buruk maka akan menghasilkan anak-anak yang berakhlak buruk pula”, pungkasnya.