Senin, 29 April 2019 | 12:59:06 WIB | Dibaca : 1739 Kali

Bappeda Laksanakan Rapat Forum Koordinasi Pengelolaan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (CG GSK-BB) Wilayah Kabupaten Bengkalis

Editor : Nurhadi - Reporter : Nuratika - Fotografer : Bambang Riyanto
Bappeda Laksanakan Rapat Forum Koordinasi Pengelolaan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (CG GSK-BB) Wilayah Kabupaten Bengkalis Teks foto:
BENGKALIS, HUMAS- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bengkalis melaksanakan Rapat Forum Koordinasi Pengelolaan Cagar Biosfer  Giam Siak Kecil-Bukit Batu (CG GSK-BB) Wilayah Kabupaten Bengkalis tahun 2019, di Ruang Rapat lantai II Bappeda Bengkalis, Senin (29/4).
 
Dalam sambutan Bupati Bengkalis yang dibacakan oleh Kepala Bappeda Kabupaten Bengkalis, H Yuhelmi mengatakan kegiatan pertemuan Rapat Forum Koordinasi Pengelolaan Cagar Biosfer  Giam Siak Kecil-Bukit Batu (CG GSK-BB) Wilayah Kabupaten Bengkalis ini merupakan salah satu dari rangkaian program “revitalisasi kelembagaan koordinasi pengelolaan cagar biosfer GSK-BB dan penguatan program pengembangan masyarakat”.
“Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa cagar biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB) yang terletak di Provinsi Riau merupakan cagar biosfer pertama di dunia yang diinisiasi oleh private sector bekerjasama dengan Pemerintah Daerah, BBKSDA Riau dan didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Komite Nasional Program Mab-Unesco Indonesia, LIPI”, kata H Yuhelmi.
 
Kemudian tambah H Yuhelmi, Cagar biosfer GSK-BB ini telah berumur 10 tahun sejak ditetapkan di Jeju, Republik Korea oleh Unesco pada tahun 2009. Dengan tujuan pembangunan cagar biosfer GSK-BB ini adalah untuk menyeimbangkan peningkatan pembangunan sosial ekonomi dan pemeliharaan nilai-nilai budaya masyarakat dengan pelestarian keanekaragaman hayati. 
 
Selain itu, konsep cagar biosfer juga dikaitkan dengan kegiatan manusia yang berada didalamnya sehingga menjadi satu kesatuan konsep manusia dan biosfer (man and biosphere) yang dapat mendemonstrasikan keseimbangan hubungan antara manusia dengan alam melalui pendekatan lanskap ekosistem.
“Kami berharap pertemuan pada hari ini dapat menghasilkan kesepakatan bersama antara para pemangku kepentingan dan memperkuat koordinasi kelembagaan pengelolaan cagar biosfer GSK-BB ini khususnya Ditingkat Kabupaten Bengkalis. sehingga hasil pertemuan ini dapat dimanfaatkan sebagai media tukar menukar informasi, pengalaman dan pengetahuan pelaksanaan dan pengembangan masyarakat dan kegiatan konservasi sumber daya alam hayati”, ungkap H Yuhelmi.
 
Sementara dalam laporan ketua panitia pelaksana kegiatan, M Azmir mengatakan Rapat Forum Koordinasi Pengelolaan Cagar Biosfer  Giam Siak Kecil-Bukit Batu (CG GSK-BB) Wilayah Kabupaten Bengkalis ini diikuti oleh 75 orang peserta terdiri dari perwakilan instansi pusat, Pemerintah Provinsi Riau, Pemerintah Kabupaten Siak, Kabupaten Bengkalis, LSM, kelompok masyarakat dan sektor swasta.
 
Kemudian Perwakilan Kepala BBKSDA Riau, Heru Smantoro mengatakan cagar biosfer Giak Siak Kecil-Bukit Batu yang terletak di Provinsi Riau merupakan cagar biosfer Indonesia ke-7 yang ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2009.
“Khusus di Riau memiliki kawasan hutan yang cukup luas, dengan sebagian besar lahan kawasannya adalah gambut. Lahan gambut yang ada di Riau sangat cocok dijadikan sebagai cagar biosfer, dikarenakan lahan gambut tahan dan rentan terhadap perubahan iklim,” papar Heru.
 
Selain itu, Ketua Komite Nasional Program  MAB-UNESCO Indonesia, LIPI, Enny Sudarmonowati, mengatakan bahwa nanti pada paparannya akan menyampaikan tentang perkembangan perencana MAB, peningkatan pengelolaan cagar biosfer serta pemaparan MAB Strategy and Action Plan 2015-2025.
Adapun MAB Strategy and Action Plan 2015-2025 yang dipaparkan meliputi konservasi keanekaragaman hayati, kontribusi terhadap keberlanjutan masyarakat dan perekonomian, fasilitas serta dukungan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim dan aspek lainnya.