Sabtu, 13 Juli 2024 - 21:01:35 WIB - Dibaca : 378 Kali

Bupati Bengkalis Membuka Pergelaran Kesenian Jaranan Turonggo Sekar Budaya

Editor: Indra - Rep: Sabariah - Foto: Syariah

BENGKALIS, PROKOPIM - Wajah sumringah dan penuh semangat terekspresikan dari Staf Ahli Bupati bidang Kemasyarakatan dan SDM Johansyah Syafri mewakili Bupati Kasmarni, saat menghadiri acara Gebyar kan Kesenian Jaranan Turonggo Sekar Budoyo, Bertempat di Pasar Ramadhan, Kelurahan Rimbas Sekampung, Minggu malam (13/7/24).

Dalam kesempatan tersebut Johan memberikan apresiasi kepada pengurus kesenian sebagai media guna menampung kreativitas potensi dan imajinasi masyarakat bengkalis khususnya masyarakat jawa, dengan memberi ruang kepada semua pihak yang ikut pada kegiatan ini untuk berinovasi, khususnya dalam pengembangan seni dan budaya.

Pergelaran Kesenian jaranan Turonggo Sekar budoyo ini mengangkat tema "Melestarikan Budaya, Mengukuhkan identitas Budaya, Mari kita jaga negeri ini agar seni dan budaya jawa tetap teguh sampai keanak cucu dan generasi-generasi selanjutnya.

Bagi pengurus kesenian jaranan turonggo sekar budoyo bengkalis serta penggiat dan pelaku seni, budaya dan adat istiadat jawa lainnya, teruslah berkreasi teruslah berekspresi dan teruslah berinovasi, dalam memberdayakan, mengembangkan serta memasyarakatkan adat istiadat, seni serta budaya jawa ditengah-tengah masyarakat, pesan Johan.

Tampilan musik khas Jawa dengan keunikan para pemuda-pemudi dari Desa Wonosari Tengah memainkan Reok dan kuda lumping membuat masyarakat Kabupaten Bengkalis berbondong-bondong memenuhi lokasi acara.

"Melalui momentum pelaksanaan kegiatan gebyar ini dapat menjadi ajang untuk melestarikan, menghidupkan dan memperkenalkan keragaman adat tradisi dan khazanah seni budaya tradisional di negeri junjungan kabupaten bengkalis, khususnya dari masyarakat keturunan jawa.," harap Johan.

Meskipun jaranan identik dengan seni Jawa, menurutnya, kegiatan ini merupakan gabungan dari adat istiadat antara suku Jawa, suku Melayu bahkan suku lainnya.

"Maka pergelaran budaya ini tidak ada sekat golongan dan suku, tetapi satu yaitu membangun negeri junjungan yang Bermarwah Maju dan Sejahtera, sehingga jaranan ini bisa memunculkan bibit-bibit seniman baru. Nantinya, mereka yang akan menjadi pelestari kesenian jaranan,” pinta Johan.


Turut hadir, Mbah Muhaimin dari Dayun, Pak Atim dari Siak Kecil, Pak Teguh dari Tegal Sari. 


Berita Lainnya

Tulis Komentar