Selasa, 18 Februari 2014 - WIB - Dibaca : 748 Kali
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Bengkalis sampai saat ini belum bisa diatasi. Luas lahan yang terbakar serta jumlah titik api baru terus bertambah, merata di semua kecamatan. Namun demikian berdasarkan data dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkalis kondisi udara masih dikategorikan sehat walau tidak 100 persen.
[caption id="attachment_418" align="alignleft" width="300"] Kebakaran hutan dan lahan di pulau Bengkalis[/caption]Hal itu disampaikan kepala BLH Bengkalis, H Arman AA saat dikonfirmasi kemarin terkait kondisi udara dan lingkungan akibat karhutla yang sudah melanda berbagai daerah di Bengkalis selama sebulan lebih.
Menurutnya dari pantauan alat pendeteksi cuaca yang ada di BLH Bengkalis, kondisi udara dan lingkungan bisa dikategorikan sehat karena karhutla biasanya menyisakan kabut asap. Kabut asap tersebut bergerak ditiup angin kemana-mana tempat, sehingga di.Bengkalis sendiri kabut asap tidak begitu tebal.
"Memang karhutla terjadi dimana-mana tempat, apalagi dari pantauan satelit MC Singapura dan NOAA karhutla di Bengkalis sudah terjadi di semua kecamatan. Tetapi sisa kebakaran berupa kabut asap tidak menumpuk disuatu tempat, bergerak kearah lain ditiup angin. Seperti kita ketahui, kabut asap malah menebal di kita Pekanbaru maupun kabupaten dan kota lain di Riau meskipun disana tidak terjadi karhutla,"papar Arman.
Lebih jauh mantan Kadis Perhuhungan ini mengemukakan juga bahwa pembakaran lahan atau kebun yang terjadi disinyalir juga tidak semuanya milik masyarakat biasa. Informasinya, ada tujuh titik lokasi kebakaran terjadi di perusahaan pengelola Hutan Tanaman Industri (HTI) di Kecamatan Bukitbatu, Mandau dan Pinggir. Kemudian data yang ada sebanyak dua perusahaan swasta perkebunan lahan mereka juga turut terbakar.
"Dampak dari karhutla ini memang kepada lingkungan, hanya saja dari pantauan kita, udara dan lungkungan khususnya untuk pulau Bengkalis belum berbahaya. Untuk di kecamatan lain kita masih melakukan pemantauan serta tindaklanjut informasi berikutnya apakah udara di Mandau, Bukitbatu serta Pulau Rupat masih sehat atau tidak,"jelas Arman lagi.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah-Pemadam kebakaran (BPBD-Damkar) Kabupaten Bengkalis, Muchammad Jalal menyebutkan, sampai Senin kemarin masih ditemukan sebanyak 12 titik api di enam Kecamatan diseluruh Kabupaten Bengkalis. Karhutla terbaru dan cukup besar terjadi di desa Bumbung kecamatan Mandau. Kebakaran melanda lahan milik masyarakat dan perusahaan.
"Sampai hari ini masih ditemukan 12 titik api dengan luas lahan yang terbakar ratusan hektar di enam Kecamatan. Selain di Mandau, karhutla juga merebak ke kecamatan Rupat dan Rupat utara,"ujar Jalal.
Selain lima titik api di desa Bumbung kecamtan Mandau, tujuh titik api lainnya terdapat di desa Sumber Jaya dan Sungai Linau kecamatan Siak Kecil. Kemudian di kecamatan Bukitbatu ada dua titik api yaitu di desa Temiang dan Api-api, sedangkan di kecamatan Rupat karhutla terjadi di desa Teluk Lecah, di kecamatan Rupat utara di desa Titi Akar. Satu titik api lagi berada di desa Teluk Lancar kecamatan Bengkalis.
"Untuk karhutla di desa Bumbung kecamatan Mandau kita sudah menurunkan tim damkar untuk membantu memadamkan api yang diperkirakan semakin meluas. Mayoritas karhutla yang terjadi masih di lokasi yang sebelumnya terbakar, kecuali desa Bumbung, Mandau serta di Rupat dan Rupat Utara,"terang Jalal.
Ditambahkan, sampai dengan saat ini total luas lahan milik masyarakat maupun perusahaan swasta sudah melebihi 2000 hektar diseluruh Kabupaten Bengkalis. Pihak BPBD-Damkar sendiri sudah berulangkali mengimbau masyarakat maupun perusahaan untuk tidak melakukan pembakaran lahan, namun tidak diindahkan.
Berita Lainnya
Pangdam I BB Instruksikan Prajurit di Lapangan Cepat Atasi Karlahut
Bupati Kunjungi Korban Rumah Terbakar, Amril Prihatin dan Berharap Korban Tetap Sabar
Amril : Layani Masyarakat Dengan Pola 3S
Bupati Amril Dapat Surprise dari Karyawan Chevron
Tulis Komentar