Selasa, 20 September 2016 - 03:51:00 WIB - Dibaca : 1310 Kali

Mahasiswa STAIN Bengkalis Kunjungi Museum Sultan Syarif Qasim

Teks foto: Mahasiswa STAIN Bengkalis foto bersama saat mengunjungi museum Sultan Syarief Qasim Bengkalis, Selasa (20/09/2016)

BENGKALIS, HUMAS - Untuk meningkatkan kesadaran akan potensi budaya dan pariwisata daerah, sebanyak 50 mahasiswa STAIN Bengkalis berkunjung ke Museum Sultan Syarief Qasim yang terletak di kompleks Disbudparpora Jln. Sultan Syarif Qasim Bengkalis.

Dalam kunjungan singkat sekitar 60 menit, Selasa (20/09/2016), mahasiswa yang berasal dari Program Studi (prodi)  Siyasah Syariyyah (Hukum Tata Negara)  itu diberi kesempatan untuk melihat-lihat koleksi museum, mulai benda-benda purbakala hingga fosil berusia Ratusan Tahun, seperti Baju TOOK/Pudu yang terbuat asli dari Kulit Pohon.

Ketua Prodi, sekaligus Dosen STAIN, M. Subli, M.Si, mengatakan kunjungan mahasiswa asuhnya ke museum satu-satunya di  Bengkalis  adalah dalam rangka peningkatan kesadaran akan kekayaan negeri Melayu yang ada di Bengkalis, seklaigus untuk mempromosikan budaya Melayu yang semakin hilang ditelan bumi.

"Kita tidak boleh melupakan sejarah. Di museum ini banyak terdapat benda purbakala yang memberi petunjuk tentang asal usul hingga sejarah perjalanan panjang nenek moyang kita," ujar M. Subli.

Usai mengunjungi museum, para mahasiswa juga diajak untuk melihat dari dekat Rumah Peninggalan Sultan Syarief Qasim  yang berada di kompleks Taman Budaya Daerah, hanya berjarak puluhan meter dari museum.

Pihak Disbudparpora Bengkalis sendiri merasa senang atas kunjungan calon insan pendidik tersebut guna mengeksplorasi khasanah budaya dan kekayaan alam Melayu.

Salah satu penjaga  museum Mengatakan   berisi banyak benda-benda purbakala bernilai sejarah yang akan memberi petunjuk tentang perjalanan masyarakat Riau atas perjuangan sang Sultan  dari masa ke masa.

"Ada fosil Baju yang terbuat, kemudian ada juga meriam yang dijadikan tempat melawan Belanda.  Ini memberi petunjuk kalau Sang Sultan  sudah memiliki pengaruh besar dalam memeprjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

"Juga benda-benda kuno seperti senjata tajam yang terbuat dari logam. Senjata itu digunakan untuk berburu hewan liar di hutan. Dari sini kita tahu kalau nenek moyang kita memang pemburu ulung."

Sesaat sebelum melepas mahasiswa kembali ke kampus, Pihak Disbudparpora berpesan agar kunjungan serupa dapat dilakukan secara kontinyu. Sebab, kita sendirilah yang harus bertanggung jawab atas sejarah dan perjalanan peradaban di tanah leluhur kita.


Berita Lainnya

Tulis Komentar