Bupati Amril Minta Aparatur Jadi ‘Imam’ Penegakkan Integritas

PEKANBARU, HUMAS – Sempena Hari Jadi ke-60 Provinsi Riau yang jatuh pada 9 Agustus setiap tahunnya, Rabu pagi tadi (9/8/2017) dilaksanakan upacara bendera di halaman Kantor Gubernur Riau (Gubri), Jalan Jend Sudirman No 460, Pekanbaru.

Sebagaimana peserta lainnya, Bupati Bengkalis Amril Mukminin dan istri Kasmarni yang juga mengikuti upacara itu, mengenakan busana Melayu lengkap.

Orang nomor satu beserta Ketua Tim Penggerak PKK kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini, mengenakan pakaian Melayu warna biru.

Dalam upacara yang dimulai tepat pukul 08.00 WIB itu, Gubri H Arsyadjualiandi Rachman bertindak selaku inspektur upacara. Sedangkan Bupati Kampar sebagai komandan upacara. Sedangkan Bupati Kuantan Singingi selaku komandan upcara cadangan.

Sesuai tema yang diusung pada Hari Jadi ke-60 tahun 2017 dan sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT., ada 4 pesan khusus yang disampaikan Bang Andi Rachman begitu Gubri akrab disapa dalam sambutannya.

Pertama, kata Gubri yang dalam upacara tadi berbusana Melayu lengkap warna orange, selalu melakukan evaluasi dan introspeksi diri atas apa yang telah dilakukan selama ini, agar tidak melakukan kesalahan dan senantiasa berupaya maksimal meningkatkan kinerja yang positif dan berkualitas.

Kemudian, imbuh suami Hj Sisilita Aryadjuliandi ini, selalu memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan keikhlasan dan semangat tanpa pamrih serta tidak melakukan praktik-praktik pelayanan publik yang bertentangan dengan nilai-nilai integritas.

Selanjutnya, sambungnya, selalu memberikan contoh dan tauladan terutama pola pikir serta prilaku positif sebagai bentuk nyata penerapan nilai dan norma integritas.

Dan, selalu melakukan perbaikan diri dan meningkatkan kapasitas pribadi serta kompetensi. Menjadi manusia yang inovatif, kreatif dan produktif, sehingga terwujud Negeri Riau yang gemilang dan terbilang.

“Sesuai 4 pesan khusus Gubri itu, kami juga berharap seluruh aparatur pemerintah di Kabupaten Bengkalis juga harus dapat menjadi contoh dan tauladan terdepan dan utama, menjadi ‘imam’ dalam penegakkan integritas. Bukan justru sebaliknya,” ujar Amril. ***