Kamis, 26 Juli 2018 - 17:14:28 WIB - Dibaca : 849 Kali

Buka Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2018:

Presiden Beri Apresiasi Kepada Tim Pengendalian Inflasi dan Kepala Daerah

Editor: Muhammad Fadhli - Rep: Muzani dan Yudi Sergio - Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Teks foto: Presiden RI Ir. H. Joko Widodo saat memberikan sambutan.

JAKARTA, HUMAS - Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2018 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis, 26 Juli 2018. Rapat ini dihadiri ratusan kepala daerah dan perwakilan Bank Indonesia dari berbagai wilayah di Indonesia.

Tiba di lokasi sekitar pukul 08.55 WIB, Presiden tampak didampingi oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso. Adapun tema acara ini adalah "Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Mewujudkan Stabilitas Harga dan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif serta Berkualitas."

Pada kesempatan itu, Presiden Joko Widodo meminta agar para kepala daerah lebih proaktif dalam upayanya menekan inflasi yang terjadi di daerahnya masing-masing. Ia mencontohkan bahwa apabila terjadi inflasi oleh karena adanya kekurangan pasokan, maka kepala daerah itu harus langsung mengupayakan kelancaran pasokan dengan cara bekerja sama dengan daerah lainnya yang mengalami surplus. Inilah yang Presiden Joko Widodo sebut dengan perdagangan antardaerah.

Masih kata Presiden, pengecekan berkala mengenai jumlah stok pangan yang tersedia dan berkoordinasi dengan daerah sekitar itu harus dilakukan para kepala daerah dalam rangka menekan angka inflasi. Dengan itu rakyat diyakini dapat menikmati harga yang terkendali.

"Jangan inflasi sudah tinggi, enggak ngerti, duduk manis di kantor. Percuma pertumbuhan ekonomi tinggi misalnya pertumbuhan ekonomi 5 persen tetapi inflasinya 9 persen," tuturnya.

Menurutnya, perdagangan antardaerah ini dapat menjadi solusi yang saling menguntungkan bagi daerah-daerah yang mengalami hambatan pasokan dan yang mengalami kelebihan pasokan.

"Karena sering sebuah daerah produksinya besar dan daerah lain kurang tapi enggak ada komunikasi sehingga yang satu inflasinya tinggi yang satu kebanyakan barang," ucapnya.

Selain itu, Presiden juga menyarankan kepada para kepala daerah untuk membangun pasar-pasar pengumpul baik itu di tingkat provinsi, kabupaten, maupun kota. Sehingga para petani di daerahnya masing-masing mendapatkan kemudahan akses untuk dapat menjual hasil taninya dengan lebih mudah.

Pasar-pasar pengumpul tersebut juga dapat dijadikan solusi untuk menekan biaya transportasi dan distribusi sebagaimana yang saat ini terjadi.

Lebih lanjut, Presiden Joko Widodo juga memberikan apresiasinya kepada seluruh Tim Pengendali Inflasi baik di tingkat pusat maupun daerah atas pencapaian inflasi di bawah 4 persen dalam 3 tahun terakhir. Menurutnya, hal tersebut tidak terlepas dari kinerja semua pihak termasuk kepala daerah.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh kepala daerah atas capaian inflasi yang tadi sudah disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia, segenap anggota tim pengendali inflasi baik di tingkat pusat dan daerah karena selama 4 tahun ini kita betul-betul bisa menekan inflasi pada angka di bawah 4 persen," ujar Presiden.

Presiden merinci tingkat inflasi dalam tiga tahun terakhir yaitu 3,35 persen pada 2015, 3,02 persen pada 2016, dan 3,61 persen pada 2017. Hal ini menurut Presiden bisa terjadi karena ada sinergi yang baik antara Tim Pengendali Inflasi pusat dan daerah.

"Lompatan seperti ini harus terus kita lanjutkan karena saya lihat sekarang koordinasi antara pusat dan daerah semakin baik. Ada satgas pangan yang juga ada di pusat maupun daerah juga bekerja dengan baik," lanjutnya.

Walaupun demikian, Presiden berharap inflasi bisa terus diturunkan hingga menyentuh angka antara 1 atau 2 persen.

"Saya kira kalau ini kita teruskan kita akan memiliki inflasi yang stabil yang kita harapkan semakin tahun semakin turun dan kita harapkan nanti antara 1 atau 2 persen, itu target kita, sehingga seperti negara-negara yang maju, stabilitas harga itu betul-betul bisa kita jaga," ucap Kepala Negara.


Berita Lainnya

Tulis Komentar