Senin, 14 Maret 2016 - 02:53:00 WIB - Dibaca : 3918 Kali

Abrasi Pantai Pulau Bengkalis

Tadi pagi saya membaca hasil penlitian Sigit Sutikno, Jurusan Teknik Universitas Riau tentang laju Abrasi Pantai Pulau Bengkalis dengan menggunakan data satelit. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar pantai utara Pulau Bengkalis mengalami abrasi dengan tingkat abrasi yang bervariasi.

[caption id="attachment_2468" align="aligncenter" width="1024"]Bupati Bengkalis, H Herliyan Saleh saat meninjau abrasi di kecamatan Bantan, belum lama ini Bupati Bengkalis, H Herliyan Saleh saat meninjau abrasi di kecamatan Bantan, belum lama ini[/caption]

Pantai utara Bengkalis bagian barat merupakan pantai yang mengalami abrasi paling parah, sedangkan bagian selatannya mengalami sedimentasi. Pada kurun waktu 26 tahun terakhir telah terjadi abrasi di Pulau Bengkalis dengan laju abrasi rata-rata 59 ha/tahun, dan laju sedimentasi 16.5 ha/tahun.

Hal ini menunjukkan bahwa, pulau Bengkalis mengalami pengurangan luas daratan yang cukup besar yaitu rata-rata 42.5 ha/tahun. Pantai-pantai kritis yang mengalami laju abrasi maksimum direkomendasikan untuk segera ditanggulangi agar kejadian abrasi tidak berlanjut di tahun-tahun berikutnya.

Untuk anak-anak sekolah menengah tentu akan bertanya apa penyebab terjadinya proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak yang diistilahkan Abrasi itu?. Jawabannya kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai yang disebabkan dua faktor yaitu;

(1) Peningkatan permukaan air laut yang diakibatkan oleh mencairnya es di daerah kutub sebagai akibat pemanasan global. (2) Hilangnya vegetasi mangrove (hutan bakau) di pesisir pantai. Sebagaimana diketahui, mangrove yang ditanam di pinggiran pantai, akar-akarnya mampu menahan ombak sehingga menghambat terjadinya pengikisan pantai.

Selain itu dapat juga diakibatkan oleh faktor bencana alam seperti tsunami. Rusaknya bibir pantai di perairan Indonesia akibat abrasi itu tidak terlepas dari geologi, kekuatan ombak laut serta pusaran angin.

Kemudian anak-anak sekolah akan bertanya lagi, bagaimana solusi mengatasi abrasi? Jawabannya ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi (paling tidak menghambat) masalah abrasi pantai ini, yaitu:

(1) melakukan pembangunan alat pemecah ombak, revetment, dan pembentukan tembok laut (groin) secara bertahap. (2). Penanaman pohon mangrove, melestarikan hutan pantai, memelihara dan melestarikan kawasan pantai seperti batu dan komponen sekitar pantai. (3) Peran serta penduduk lokal dan masyarakat sekitar pantai untuk mengatasi masalah abrasi pantai, oleh karena itu perlu adanya kesadaran dari setiap orang dengan pihak terkait untuk selalu memahami betapa pentingnya masalah ini, sehingga ditemukan solusi terbaik untuk mengatasi abrasi pantai.

Apakah solusi mengatasi abrasi itu sudah dilakukan, tanya anak-anak sekolah lebih lanjut? Jawaban saya,”tanyakan pada rumput yang bergoyang".

[infobox style="alert-custom green"]

Amrizal, M.Ag

Penulis adalah salah seorang dosen di STAIN Bengkalis juga aktif dibeberapa lembaga keislaman seperti NU, MUI dan LPTQ. Saat ini Ustadz yang pernah mengenyam pendidikan di UIN Suska Riau ini karya tulisnya sering dimuat dibeberapa media seperti Riau Pos. Facebook : Amrizal Isa[/infobox]


Berita Lainnya

Tulis Komentar